Senin, 28 Juli 2008

Puisi-puisi koe

Tentang dia : Perempuan yang menanti (1)

‘Dari tulang rusukku yang hilang kau tercipta
Maka kau wajib terlindungi
Maka jangan beranjak
Aku kan keliling dunia
Biar kau di sini saja , manis
Tak tanggungkan beban apapun
Tidurlah dengan nyaman, kelinciku
Dalam mimpi
Kau putri raja
Aku pelayanmu’
Begitulah kata laki-laki itu pada ibuku
Dan kemudian pergilah laki-laki itu
Ingin arungi dan kantongi dunia
Dalam itu, ia bertemu dengan perempuan lainnya
Dan bisikkan rayuan serupa
Begitulah, perempuan itu dan yang lain dan lainnya lagi yang ditemuinya terbuai dalam tiap ucapan
terlelap dalam selimut cerita
Mimpikan laki-laki itu kembali, dengan seribu dongeng tentang dunia ini.


Untuk direnungkan

Mungkin kau benar dan aku salah
Mungkin kau tahu lebih dan aku tak tahu
Mungkin kau paham dan aku tengah bertanya

Tapi mungkin bisa sebaliknya

Kita
Berserak harap
Juga khayal
Dan belum ke mana jua
Cuma bersetubuh dengan mimpi

Mungkin karna angin yang berlawan
Sauh yang sarat muatan
Nahkoda amatir
Atau bendera salah terpasang
Hingga karamlah kita

Mungkin kita harus lebih awas memandang



RINDU

Dan kembali kuingin bercinta
Dengan-Mu
Luruhkan semua egoku
Merindumu lumerkan beku
Mengindahkan pedir
Dengan apa kau kulukis?

02 jan ’05 + 14 April ‘08

Buat Malaikat Kecilku

Kutempuh jalan ini
Baru mulai,lagi…
Dan masih bermil-mil jauhnya
Tengah kucari dalam sendiri
Wahai,
Tak ada dan belum pernah
Kemapananku tak sungguh tentramkanku
Banyak Tanya karam
Melesak ke dasar
Dalam sendiri pada gulita
Kulihat mereka dari ujung mata
Hatiku moyak mengenangkan itu
Berdentum
Kasihku,
Biar kupegang lembut tanganmu
Kudekap kau dalam kasih
Kita sama lihat bagian gelap dunia ini
Gundah, gelisah
Biar tumpah

Malam kerap sepi
Luka
Kecewa
Pedir
Takkah berlalu?


March, 15 2006
01.05 am

Tak teraih hatimu
Untuk diam di sini
Dalam cinta yang dalam
Yang tak seorangpun bisa masuki,
Tanpa koma dan jeda
Tanpa jendela
Dan tunjukkan hatimu utuh
Tanpa serpih
Meski ku bilang berulang, bongkah hati takkan lagi terbagi
Pergi saja dari sini
Sebuah dinding telah retak kini
Yang terajut pun terurai…


Tentang dia : Perempuan yang Menanti (2)

Biar kujahitkan baju hangat untukmu
Sebab malam dingin pun sepi
Dan menusuk kulitmu yang tak lagi tebal dan kenyal
Lelaki itu tak tentu pulang
Biar kusulamkan sutra buat selimut tidurmu
Agar kau tidur nyenyak
Tak diganggu mimpi buruk
Tentang lelaki yang tak kembali
Biar kuperdengarkan alunan lagu
Yang gembirakan hati dan sunggingkan senyummu
Lupakan saja lelakimu
Nikmati hidup dalam sinar bulan yang utuh
Atau hangat mentari yang sepuh





Hilang

Kurasakan hilang tempat yang nyaman itu
Tempatku bersandar dalam duka yang dalam
Dalam pedir yang tak tertanggungkan
Dalam gundah dan gelisah
Dalam bimbang dan ragu

Tempatku berkisah tentang semua suka
Tentang semua yang menakjubkan
Tentang semua gembira

Kurasa hilang tempat untukku di hatinya, di harinya
Kurasa hilang tempat kita menyatu dan berbagi
Apa gerangan yang telah merenggutnya?

Tidak ada komentar: